Selasa, 18 Juni 2013

PEPATAH JAWA

Titikane wong putus ing ngelmu, basa kang bisa gawe tentrem lan bungahing liyan.
(Orang yang menguasai ilmu pengetahuan, memiliki tata bahasa yang bisa membuat orang lain senang)

Jun yen lokak kocak dene yen kebak anteng, semono uga tumrap ngelmu.
(Pepatah ini seperti pribahasa air beriak tanda tak dalam, maksudnya orang yang ilmunya sedikit banyak bertingkah sedangkan orang yang banyak ilmu lebih suka diam)

Mumpung anom ngudia laku utama.
(Mumpung masih muda berbuatlah yang terbaik)

Urip iku kudu gelem tepa selira.
(Hidup harus memiliki sikap tenggang rasa)

Sugih tanpa bandha, nglurug tanpa bala.
(Kaya tidak berharta, menyerang sendirian. Maksudnya, hidup harus memiliki keberanian, berani menghadapi kenyataan hidup)

Digdaya tanpa aji, menang tanpa ngasorake.
(Kesaktian tanpa kekuatan, menang tanpa menghina. Maksudnya, orang yang kuat tidak harus menunjukkan kekuatannya, dan sebagai pemenang tidak boleh menghina lawan kita)

Sabar lan narimo marganing basuki, ngangsa-angsa marakake brakala.
(Bersabar dan bersyukur akan mendapatkan keselamatan)



Ngrusak wohing panggawe, ngundhuh wohing panandur.
(Orang berbuat maka akan berakibat, baik ataupun buruk.)

Ngelmu pari saya isi saya tumungkul.
(Orang yang banyak ilmu tidak sombong)

Andap asor, wani ngalah luhur wekasane.
(Rendah hati, berani mengalah berbudi luhur)

Aja wedi kangelan jalaran urip ing donya iku pancen angel.
(Jangan takut menghadapi kesulitan karena hidup di dunia itu memang susah)

Tuking kamulyan iku saka anggone sregep.
(Sumber kebahagiaan itu didapat dari kerja keras)

Sepi ing pamrih, rame ing gawe.
(Sedikit pengharapan, tetapi banyak melakukan pekerjaan)

Jagad ora mung sak godhong kelor.
(Dunia tak selebar daun kelor)

Darbe kawruh kang ora ditindakkake, bareng mati ilang tanpa tilas.
(Ilmu pengetahuan yang tidak diamalkan, ketika mati hilang tanpa bekas)



Sopo gawe nganggo, sopo nandur ngunduh.
(Siapa membuat pasti akan memakai, siapa menanam pasti akan memetik hasilnya)

Suradira jayaningrat lebur dening pangastuti.
(Kejahatan akan dikalahkan oleh kebenaran)

Sing sapa temen bakal tinemu.
(Siapa yang rajin akan menuai hasilnya)

Suradira hayuningrat pangruwating diyu.
(Kebenaran mengatasi kejahatan)

Aja dumeh kuwasa, tumindake daksara lan daksila marang sapada-pada.
(Jangan mentang-mentang berkuasa, bertindak sewenang-wenang terhadap sesama)

Aja dumeh pinter, tumindake keblinger.
(Jangan mentang-mentang pintar, bertindak lupa daratan)

Aja dumeh sugih, tumindake lali karo wong ringkih.
(Jangan mentang-mentang kaya, lupa sama orang lemah)

Aja dumeh menang, tumindake sewenang-wenang.
(Jangan mentang-mentang menang, bertindak sewenang-wenang)

Wong urip iku sadrema nglakoni kadya wayang ana dalange.
(Manusia hidup tinggal menjalani saja seperti wayang sudah ada dalangnya)

Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.
(Di depan memberi contoh, di tengah turut berperan aktif, di belakang turut mendukung)

Aja rumangsa bisa, nanging bisaa rumangsa.
(Jadi orang janganlah sok tahu, tetapi jadilah orang yang tahu akan situasi dan kondisi)

Kawruh kang marakake reseping ati sasama iku kawruh donya kang mumpangati.
(Ilmu yang menyebabkan ketrentaman hati adalah ilmu dunia yang bermanfaat)

Ngelmu iku kelakone kanthi laku.
(Ilmu itu diperoleh melalui proses perjalanan)

Golek banyu apikul warih, golek geni adedamar.
(Mencari air berbekal sepikul air, mencari api berbekal pelita)

KATA MUTIARA KEHIDUPAN JAWA

KATA MUTIARA KEHIDUPAN JAWA

Wong Jawa nggone semu
(Orang Jawa suka tersembunyi. Maksudnya, orang Jawa itu dalam berpikir dan bersikap cenderung menggunakan kata mutiara, kata bijak, pepatah, kiasan, simbol, sanepa).

Mikul dhuwur, mendhem jero
(Mengangkat setinggi-tingginya, mengubur sedalam-dalamnya. Maksudnya, menilai seseorang dalam hal kebaikannya patut diunggulkan tetapi simpan kejelekan sedalam-dalamnya, janganlah disebarluaskan).

Rukun agawe santosa, crah agawe bubrah
(Kerukunan membuat menjadi kokoh, bertengkar menjadikan kehancuran/rusak. Maksudnya, dalam kehidupan sehari-hari selalu rukun agar semakin kuat, jangan saling bermusuhan).

Anak polah, bapa kepradhah
(Setiap anak bertingkah, bapak akan selalu ikut bertanggung jawab. Maksudnya, sekalipun anak yang bertingkah laku bahkan tingkah lakunya menyimpang, orang tua yang bertanggung jawab).

Kacang ora ninggal lanjaran
(Orang tua dan anak diibaratkan kacang panjang dan ajir, tidak dapat dipisahkan. Tingkah laku seorang anak mencerminkan tingkah laku orang tuanya).

Emban cindhe, emban siladan
(Menggendong dengan selendang, menggendong dengan irisan bambu tipis tajam. Maksudnya, memberikan nasihat kepadara para orang tua agar jangan membedakan kasih sayang kepada semua anak-anaknya).

Cekelen iwakke, aja buthek banyune
(Tangkaplah ikannya, tapi jangan sampai keruh. Maksudnya, setiap menyelesaikan masalah janganlah diperkeruh, yang terpenting inti permasalahannya terselesaikan dengan baik).



Becik ketitik, ala ketara
(Siapa yang berbuat baik dan berbuat jahat akan ketahuan. Maksudnya, memberikan nasihat bahwa jangan takut untuk berbuat baik sekalipun terlihat jahat (jangan sebaliknya berbuat jahat tetapi nampak berbuat baik) karena sesuatu yang baik pasti akan terlihat baik sekalipun membutuhkan waktu yang lama, sedangkan sesuatu yang jahat atau buruk juga akan ketahuan di kemudian hari, hanya waktu yang bisa menjawabnya)

Aja njagakake endoge blorok
(Jangan mengharapkan ketidakpastian. Maksudnya, janganlah berangan-angan mengharapkan sesuatu yang belum pasti, diibaratkan endoge blorok (telurnya ayam blorok), ayam belum tentu bertelur tetapi sudah diharapkan telurnya).

Ana dina, ana upa
(Ada hari, ada nasi. Maksudnya, selama masih ada kehidupan kita masih bisa bekerja, sehingga kita masih bisa mendapatkan rezeki).

Ana sethithik dipangan sethithik
(Dapat sedikit, dimakan sedikit. Maksudnya, memberikan nasihat untuk selalu bersyukur kepada Allah atas nikmat yang telah diberikan, caranya dengan menerima rezeki yang diberikan sekalipun sedikit harus tetap disyukuri. Berarti dalam membelanjakannya juga harus terukur).

Ora obah ora mamah
(Tidak mau bekerja, tidak dapat makan. Maksudnya, orang yang malas bekerja bakalan kelaparan. Memberikan motivasi untuk selalu bekerja mencari nafkah agar bisa mempertahankan hidup).

KATA - KATA MUTIARA JAWA

KATA MUTIARA JAWA - BEBERAPA CUPLIKAN DALAM PUPUH PANGKUR



Kados sampun kinodrat, bilih punika ageming ngaurip, punapa ta wonten tuhu, tiyang sepi pamrihnya, senadyan penjenenganing ratu, lan ugi brahmana pisan, tan wonten sepi pamrihnya.
(Seperti sudah ditakdirkan, bahwa pedoman hidup itu, apakah betul-betul ada, orang tidak punya pamrih, walaupun beliaunya raja, dan juga sekalipun brahmana, tidak ada yang tidak punya pamrih)

Nadyan nggenya kalepatan, pamrih wau mung halus kebuntel daging, tindaking weweka iku, saya lampah kang awrat, umpamine dadosa ngulama guru, kebatinan sesaminya, yekti tan uwal sing pamrih.
(Walaupun tempatnya salah, pamrih itu harus halus yang terbungkus daging, jalannya perencanaan itu, melaksanakannya lebih berat, misalnya menjadi guru ulama, sesamanya kebatinan, pasti tidak akan lepas dari pamrih)

Mengsah pamrih tandhing aprang, sarana tan kendhat anggenya teteki, neger kersaning Hyang Agung, kabeh sesampunira, panjenengane katleyek myang kabentus, ing tawang kesandhung rata, eling yang mung titah yekti.
(Musuh bertujuan perang tanding, dengan selalu tidak pernah lepas bertapa, mempertanyakan keinginan Hyang Agung, semua setelah itu, beliau tersangkut dan terbentur, di langit tersandung tanah datar, ingat bila hanya seorang hamba Allah)



KATA MUTIARA JAWA - BEBERAPA CUPLIKAN DALAM PUPUH KINANTI



Sapa temen dha tinemu, tinemonan ing pamburi, jer basuki mawa beya, beya budi luhur yekti, sura dira jayaningrat, lebur dening pangastuti.
(Siapa bersungguh-sungguh akan mendapatkan, mendapatkannya pada akhir, bila ingin sejahtera harus berusaha, usaha berbudi luhur, semua kejahatan akan terkalahkan, oleh kebijaksanaan dengan penuh maaf)

Kang temen pangudinipun, mring bebener laras adil, lan timbang ingkang sanyata, iku oncekane sayekti, yen winastan Kyia Ageng Sela, wasis nyekel bledeg thathit.
(Yang sungguh berupaya, pada kebenaran yang seimbang dan adil, yaitu pertimbangan nyata, itulah arti sesungguhnya, seperti yang disebut Kyai Ageng Sela, dapat dengan mudah memegang petir)

Sanungging ing karonipun, lawang bledheg kori masjid, Masjid Demak amrapat, karepe kang yoso kori, kita dimen dha elinga, yaiku ingkang sesanti.
(tergambar di jendelanya, pintu petir jendela masjid, Masjid Demak rengat, keinginan yang membuat jendela, agar kita selalu ingat, yaitu yang berpetuah)

Tetela kang pamrih iku, lumrah tumraping dumadi, nangging ta sabisa-bisa, kudu laras ing pribadi, dadi kuat lan sentosa, marang wewengkon sayekti.
(Ternyata yang punya tujuan itu, biasa terhadap sikap makhluk, tetapi juga sedapat mungkin, harus selaras dengan pribadi, menjadi kuat dan sentosa, kepada wilayahnya sendiri)



Ajeg sisiram kang trubus, kanthi tirta marta warih, ya toyaning kalbu ingkang, wus menga tumiyung yekti, saiyeg marang mring gegeyongan, myang kayun kayungyun yekti.
(Tetap disiram benih itu, dengan air kehidupan, ya airnya dari kalbu, telah terbuka serta terwujud, bersikap bersatu pada cita-cita, yang sangat diharapkan)

Tetap marsudi kang tulus, mardawaning budaya hadi, anglelatih buditama, mrih rahayu sayekti, lire iku sanyatanya, manggon ing kalbu sejati.
(Tetap berusaha dengan tulus, selama budaya bagus, melatih budi yang utama, agar selalu selamat, ibarat yang sesungguhnya, di dalam kalbu sejati)

1 komentar :

  1. How do you get free spins at a casino? | TricktacticEleven
    Free spin games are fun to 12bet play 다 파벳 모바일 when you are 사설토토 시장 샤오미 on the free spins market, 파워볼 기준점 벳무브 which means that 스포츠라이브스코어 you can start playing and win with a decent

    BalasHapus